Minggu, 29 Juli 2012

Bulan Puasa Kok Marah Sih ......


Bulan puasa atau disebut juga bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat bagi umat muslim. Dengan berpuasa kita diharuskan menahan lapar dan haus serta menahan rasa amarah. Dari kemarin saya merasa heran  mendengar berita bagaimana emosi sebagian masyarakat Indonesia begitu sangat emosional sedangkan ini adalah di bulan puasa.


Masyarakat sekitar terminal bayangan Jatibening begitu emosinya ketika ditutup aksesnya dan akhirnya memblokir jalan sehingga terjadi kemacetan di ruas jalan tol tersebut. Kemarahan masyarakat tidak sampai disitu saja, mereka membakar ban di tengah tol bahkan membakar satu mobil Jasa marga. Hmmmm ..... miris sekali bagaimana kalau tidak di bulan puasa mungkin lebih hebat aksi mereka.


Belum lagi aksi sweeping tahu tempe akibat aksi demo pengusaha tempe tahu karena bahan baku kedelai yang tinggi. Mereka sweeping dengan cara merusak siapa saja yang masih berjualan tahu tempe karena mereka dianggap tidak mendukung aksi mereka. Tidak adakah cara yang lebih damai dan apakah essensi puasa sudah hilang bagi mereka yang menjalankan puasa.


Kemarin saya lihat terjadi keributan antara pengendara motor dan angkot karena hampir terjadi senggolan antara mobil angkot dan motor. Baru hampir terjadi senggolan tapi ributnya dan kata kasar keluar tanpa terkendali dan saya yakin kedua pengendara itu sedang berpuasa. Hmmmm ...... saya hanya bisa geleng kepala.


Sambil rebahan di sofa merenungi kejadian-kejadian tersebut, saya mencoba beristirahat dan menenangkan diri setelah baru saja saya maki-maki tetangga saya yang seenaknya buang sampah di halaman rumah saya. Dasar tetangga tidak punya otak. Tetangga sialan. hmmmm ........
                                            

Sabtu, 14 April 2012

Bang Maman dan “Simpanannya” (Cerita Asli)


Bang Maman adalah pedagang buah di Kali Pasir.  Mempunyai isteri dan seorang anak bernama Ijah. Isteri dan anaknya bang maman ini sangat boros soal keuangan. Inginnya belanja di mall dan membeli barang-barang yang mahal, sedangkan bang Maman bukanlah pengusaha hanya seorang pedagang buah yang penghasilannya tidaklah besar.
Pada suatu hari isteri bang Maman meminta uang untuk pergi belanja dan anaknya Ijah merengek minta dibelikan laptop. Bang maman memberikan uang yang menurut dia cukup untuk belanja  hari itu kepada isterinya dan menjelaskan kepada Ijah anaknya bahwa nanti kalau sudah punya uang akan bang Maman belikan laptop yang didinginkannya.
Tanpa terduga sang isteri marah-marah dan mengatakan bahwa bang Maman tidak sayang lagi kepada isteri dan anaknya dan  mungkin punya simpanan. Bang Maman bingung dituduh seperti itu dan langsung saja pergi ke pasar tanpa memperdulikan isterinya yang sedang marah.
Datanglah Salim melihat keributan tetangganya yang kebetulan Salim juga pedagang buah di Kali Pasir. Salim adalah pedagang buah yang tidak jujur selalu mengurangi timbangan, berbeda dengan bang maman yang jujur sehingga banyak pembelinya. Salim yang sifatnya dengki mengatakan memang kalau bang Maman punya simpanan karena dia sering melihat di pasar.
Adanya cerita dari salim semakin marah saja isteri bang Maman sehingga setiap hari selalu saja terjadi keributan, hingga akhirnya bang maman jatuh sakit dan hampir sekarat. Sebelum ajalnya bang maman memberitahukan kepada isterinya bahwa selama ini memang uang belanja dan kebutuhan anak sangat dia batasi karena bang maman punya “simpanan”. Isteri dan anaknya kaget dan sebelum menjelaskan lebih jauh bang maman sudah dipanggil oleh sang Khalik.
Beberapa hari kemudian datanglah dua orang menemui isterinya bang Maman untuk mengucapkan bela sungkawa dan memberikan uang ratusan juta rupiah kepada isteri bang maman. Ternyata selama ini bang Maman mempunyai tabungan dan juga asuransi jiwa yang menurut bang Maman “simpanan”.
Kesimpulan :
-       Bagi adik-adikku janganlah bersifat boros, ingatlah pepatah “hemat pangkal kaya”.
-       Bagi yang sudah dewasa jangan berpikiran yang “mesum”  tentang kata “simpanan”  ya ...... hehehe
-       Bagi penulis yang dihebohkan sekarang ini mungkin salah persepsi saja yang dimaksud kemendikbud tentang “simpanan” adalah uang atau bisa juga asuransi bukannya “isteri simpanan”. Gawatnya nanti kalau materinya cerita tentang “daun siri” jangan cerita tentang “kawin siri” ....... itu gawat
Cerita aslinya :