Kamis, 22 September 2011

Langit dan Bumi Bersenggama

Langit itu bersih
Bumi itu keruh
Langit dan bumi bersenggama
Lahirlah manusia yang bersih dan kotor

Manusia bersih untuk membersihkan bumi
Manusia kotor menambah kotor bumi
Manusia kotor menguasai manusia bersih
Manusia kotor bersenggama bersama-sama
Lahirlah koruptor dari manusia kotor

Langit dan bumi bersenggama
Maling teriak maling
Ancaman dibalas ancaman
Saling menggertak hanya menutupi kesalahan
Berlindung dibalik undang-undang yang dibuat mereka

Lihatlah Nazarudin
Lihatlah Gayus
Lihatlah para pengikut mereka yang masih berkeliaran
Bersenang di atas kemiskinan rakyat
Tapi bekerja atas nama rakyat

Langit dan bumi bersenggama
Menciptakan anggota dewan yang dikatakan terhormat
Terhormat menurut jalan pikirannya
Sangat mencintai kehormatannya hingga gila hormat
Ingin minta dihormati tapi lupa menghormati rakyatnya

Cerita lucu dan miris selalu mereka tontonkan
Gara-gara para ketua Banggar DPR dipanggil KPK
Mereka histeris hingga terbakar jenggotnya
Menantang bagai seorang jagoan pasar
Mengacungkan goloknya berteriak boikot
Anggaran belanja diancam
Tak malu kalau rakyat yang nantinya susah

Langit dan bumi bersenggama
Manusia kotor bersenggama berjamaah
Korupsi, mafia proyek dan KKN berkeliaran
Rakyat bekerja untuk mereka
Sebuah siklus yang aneh tapi nyata
Menerima atau revolusi

Rabu, 07 September 2011

Semua Ada Konsekuensinya

Menjalani kehidupan  di muka bumi ini selalu dihadapkan pada beberapa pilihan. Pilihan yang mana anda pilih akan mempunyai konsekuensi pada diri anda sendiri. Sebuah pilihan yang kita pilih bisa berdasarkan dari pengalaman pribadi, pendapat orang lain, pemikiran yang matang  atau juga berdasarkan feeling.
Ketika anda mempunyai uang dan anda memiliki hutang maka anda dihadapkan pada beberapa pilihan. Bisa saja hutang yang anda miliki dibayarkan semuanya, dibayar sebagian atau anda nekat untuk tidak membayarnya. Pastinya pilihan yang anda pilih akan menerima konsekuensinya.
Bila pilihan anda melunasi hutang seluruhnya, pastinya anda merasa senang karena hutang anda lunas  tapi setelah itu anda tidak punya uang maka resiko untuk anda. Bila pilihan anda membayar sebagian hutang anda maka konsekuensinya adalah hutang anda berbunga atau anda perlu meminta kebijaksanaan dari yang meminjam uang. Bila pilihan anda tidak membayar hutang tentunya lebih beresiko karena anda tidak akan dipercaya lagi untuk dipinjamkan uang atau anda siap-siap menerima tamu dari debt collector.
Pilihan mengandung konsekuensi dan konsekuensinya itu besar atau kecil dan positif atau negatif mempengaruhi terhadap anda. Konsekuensi harus kita terima atas pilihan kita, tinggal bagaimana konsekuensi itu menjadikan sebuah pengalaman hidup dan semangat dalam mengisi kehidupan ini. 

Selasa, 06 September 2011

Waktunya Ganti Posisi Nih Pah .......

Ada sedikit kisah unik sewaktu liburan Hari Raya kemarin. Pembantu pulang kampung dan anak-anak semuanya menginap di rumah neneknya. Tinggallah aku dan isteriku yang tinggal di rumah.
Biasanya ramai dengan celotehan anak-anak, kali ini sepi dan jadi agak kikuk mau melakukan apa. Akhirnya yang ada bermesra-mesraan dengan sang isteri di kamar tidur. “Pah ..... pembantu kan pulang kampung dan anak-anak semuanya sedang menginap di rumah orang tuaku, bagaimana kalau kita ganti posisi”, dengan sedikit manja dan mengerling matanya isteriku berkata kepadaku.
“bo ... boleh juga tuh mah sebagai variasi”, kataku sedikit gugup karena jarang-jarang lho isteriku berkata seperti itu. “iya pah, maksudnya sekarang mamah waktunya nonton TV sambil baca koran pokoknya malas-malasan deh dan papah sekarang ganti posisi mamah nyuci baju, ngepel lantai dan jangan lupa juga ya pah setrika baju”, isteriku dengan santai berkata.
Aku hanya bengong dan terpaku diam sedangkan pakaian dan celanaku sudah terlanjur aku lepas. “Maaaaaa........maaaaaa.....” teriakku dalam hati.

Minggu, 04 September 2011

Maa …. Malam Ini Puncaknya ML

Siang ini malas untuk pergi keluar rumah terpaksa deh masuk kamar tidur sambil mengajak si mama tidur. Udara panas di luar rumah tidak terasa sama sekali karena aku nyalakan AC sebagai penyejuk ruang. Udara AC yang berhembus cukup menyejukkan ruang tapi tidak dengan hati ini yang ingin berniat ungkapkan perasaan kepada sang isteri.
.
“Maa ……. belum tidur kan”, tanyaku kepada isteriku. “Belum, ada apa sih”, kata isteriku penuh tanda tanya. “Nggak sih, cuma mau kasih tahu saja kalau malam ini puncaknya ML”. Jawabku sekenanya. “Puncaknya ML? Maksud papa … “, isterku kembali bertanya penuh keheranan.


Ya …. benar malam ini diperkirakan puncaknya ML maksudnya adalah puncaknya arus balik Mudik Lebaran. Pada malam ini semua tujuan arus kendaraan pada satu titik yaitu menuju Jakarta dan jumlah pemudik diperkirakan meningkat 20 persen dibandingkan tahun lalu. Prediksi puncak arus balik ML pada malam ini sangatlah dimungkinkan karena bagi sebagian pekerja ada yang sudah mulai bekerja pada hari senin dan bagi anak-anak mereka yang mulai masuk sekolah hari rabu dapat beristirahat dahulu sebelum bersekolah.


Sekedar informasi saja di Terminal Kampung Rambutan sampai dengan pukul 14.00 WIB ada 11.589 penumpang yang turun di terminal ini dengan jumlah armada yang masuk sebanyak 223 bus. Belum lagi moda lain seperti kereta api dan pesawat terbang.


Isteriku mengangguk saja mendengar penjelasanku, entahlah mengerti atau tidak yang jelas nanti malam sudah ada rencana aku dan isteri untuk mengalami puncak ML juga …… hehehe

Sabtu, 03 September 2011

Tidak Afdol Kalau Lebaran Belum Ketemu Monyet Ragunan




Lebaran bagi saya adalah waktunya saling mendekatkan diri dengan isteri dan anak-anak karena moment inilah saya libur kerja dan otomatis lebih banyak waktu dengan keluarga. Liburan adalah salah satu rencana kami sekeluarga dalam merayakan hari Raya Lebaran. Kebun Binatang Ragunan adalah pilihan yang selalu hadir dalam benak kami dan selalu kami lakukan untuk mengunjunginya setiap tahunnya.


Terkadang saya juga bingung kenapa Kebun Binatang Ragunan selalu jadi pilihan kami sekeluarga berlibur dan anak-anak pun tidak bosan bahkan begitu antusiasnya mereka ingin ke sana. Kadang saya suka bercanda dengan anak-anak saya, “Sudah minta maaf belum dengan “uwak” di Ragunan?” dan pastinya anak-anak akan menjawab, “ayo pah kita ke Ragunan”.


Entahlah sudah berapa kali saya pergi ke Ragunan, dari saya kecil diajak orang tua saya dan bahkan waktu masih pacaran bersama sang kekasih (sekarang jadi isteri) juga berkunjung ke sana. Padahal kalau ke sana paling juga gelar tikar dan bongkar deh makanan yang telah dibawa dari rumah setelah itu ke kandang monyet dan pulang. Biasalah orang Indonesia sebenarnya cuma pindah makan …… hehehe


Kebun Binatang Ragunan mempunyai nama resmi yaitu Taman Margasatwa Ragunan yang terletak di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan dan merupakan tempat rekreasi keluarga seluas 147 ha yang memiliki lebih dari 3.000 ekor satwa dan lebih dari 50.000 pohon. Ragunan adalah alternatif liburan murah meriah tapi dapat memberikan pengetahuan tentang pengenalan binatang-binatang kepada anak-anak. Binatang-bianatangnya juga tidak hanya dari Indonesia tetapi dari berbagai mancanegara.


Kebun Binatang Ragunan didirikan pada tahun 1864 dengan nama pada waktu itu Planten En Dierentuin (Tanaman dan Kebun Binatang) dan lokasinya adalah di kawasan Cikini Jakarta Pusat. Barulah pada tahun 1964 lokasinya dipindahkan ke daerah Ragunan dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta bapak Ali sadikin pada tanggal 22 Juni 1966.


Jadilah kami berangkat kamis pagi ke Ragunan dengan mengendarai mobil pribadi. Ternyata butuh perjuangan untuk menuju Ragunan, macetnya bro and sis dan ini sudah dirasakan sebelum gerbang Kebun Binatang Ragunan. Hufs …… dengan kesabaran tinggi sampailah masuk ke dalam Kebun Binatang Ragunan dan masalah baru adalah mencari tempat parkir dan juga harus hati-hati mengendarai kendaraan karena pengunjung cukup padat hari ini.


Ternyata selera liburan kami sama dengan yang lain pergi ke RAGUNAN bertemu “uwak” untuk bersalaman. Ampun deh ramainya, oleh karenanya kalau bawa anak harus ekstra pengawasan kalau tidak anak kita bisa hilang. Dari data Metronews.com ternyata pengunjung Ragunan pada tanggal 1 September 2011 mencapai 103.337 pengunjung merupakan sebuah peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun kemarin H+1 tahun 2010 sebanyak 95.391 pengunjung.


Langsung saja setelah dapat tempat parkir kami ke Pusat Primata Schumutzer yang merupakan salah satu tempat pelestarian primata terbesar di dunia. Dengan membayar tiket per orang Rp. 5.000,00 kami sekeluarga dapat melihat berbagai macam primata yang dirintis pembangunannya oleh Pauline Antoinette Schmutzer-versteegh.


Memasuki Pusat Primata Schumutzer kita akan mendengar suara khas primata dan kita akan menemui gerbang besar dan harus menaiki anak tangga. Di sana terdapat jenis primata yang tidak memiliki ekor yang disebut Ungko (Hylobates Agilis) yang berwarna kuning kecoklatan dengan alis berwarna putih dan kalau bersuara keras sekali dan di sana juga kita dapat melihat gorilla, siamang, orang utan, simpai, kera putih dan jenis primata lainnya.


Semua tempat (kandang) primata disesuaikan dengan habitat aslinya sehingga kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan para primata di tempat aslinya. Di sana terdapat terowongan panjang menyerupai goa dan kita dapat melihat berbagai jenis monyet dari bilik kaca yang tebal. Anak-anak merasa senang karena dapat melihat langsung “uwaknya” sehingga jelas terlihat bentuk aslinya walaupun dibatasi kaca.
Cukup puas rasanya telah lebaran ke Ragunan terutama ke Pusat Primata Schumutzer dan ini baru afdol namanya lebaran. Walaupun capek rasanya sudah terbayar bertemu dengan “Uwak” Ragunan. “Uwak” tahun depan kami akan berkunjung lagi.