Tampilkan postingan dengan label anu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anu. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 September 2011

Tidak Afdol Kalau Lebaran Belum Ketemu Monyet Ragunan




Lebaran bagi saya adalah waktunya saling mendekatkan diri dengan isteri dan anak-anak karena moment inilah saya libur kerja dan otomatis lebih banyak waktu dengan keluarga. Liburan adalah salah satu rencana kami sekeluarga dalam merayakan hari Raya Lebaran. Kebun Binatang Ragunan adalah pilihan yang selalu hadir dalam benak kami dan selalu kami lakukan untuk mengunjunginya setiap tahunnya.


Terkadang saya juga bingung kenapa Kebun Binatang Ragunan selalu jadi pilihan kami sekeluarga berlibur dan anak-anak pun tidak bosan bahkan begitu antusiasnya mereka ingin ke sana. Kadang saya suka bercanda dengan anak-anak saya, “Sudah minta maaf belum dengan “uwak” di Ragunan?” dan pastinya anak-anak akan menjawab, “ayo pah kita ke Ragunan”.


Entahlah sudah berapa kali saya pergi ke Ragunan, dari saya kecil diajak orang tua saya dan bahkan waktu masih pacaran bersama sang kekasih (sekarang jadi isteri) juga berkunjung ke sana. Padahal kalau ke sana paling juga gelar tikar dan bongkar deh makanan yang telah dibawa dari rumah setelah itu ke kandang monyet dan pulang. Biasalah orang Indonesia sebenarnya cuma pindah makan …… hehehe


Kebun Binatang Ragunan mempunyai nama resmi yaitu Taman Margasatwa Ragunan yang terletak di daerah Pasar Minggu Jakarta Selatan dan merupakan tempat rekreasi keluarga seluas 147 ha yang memiliki lebih dari 3.000 ekor satwa dan lebih dari 50.000 pohon. Ragunan adalah alternatif liburan murah meriah tapi dapat memberikan pengetahuan tentang pengenalan binatang-binatang kepada anak-anak. Binatang-bianatangnya juga tidak hanya dari Indonesia tetapi dari berbagai mancanegara.


Kebun Binatang Ragunan didirikan pada tahun 1864 dengan nama pada waktu itu Planten En Dierentuin (Tanaman dan Kebun Binatang) dan lokasinya adalah di kawasan Cikini Jakarta Pusat. Barulah pada tahun 1964 lokasinya dipindahkan ke daerah Ragunan dan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta bapak Ali sadikin pada tanggal 22 Juni 1966.


Jadilah kami berangkat kamis pagi ke Ragunan dengan mengendarai mobil pribadi. Ternyata butuh perjuangan untuk menuju Ragunan, macetnya bro and sis dan ini sudah dirasakan sebelum gerbang Kebun Binatang Ragunan. Hufs …… dengan kesabaran tinggi sampailah masuk ke dalam Kebun Binatang Ragunan dan masalah baru adalah mencari tempat parkir dan juga harus hati-hati mengendarai kendaraan karena pengunjung cukup padat hari ini.


Ternyata selera liburan kami sama dengan yang lain pergi ke RAGUNAN bertemu “uwak” untuk bersalaman. Ampun deh ramainya, oleh karenanya kalau bawa anak harus ekstra pengawasan kalau tidak anak kita bisa hilang. Dari data Metronews.com ternyata pengunjung Ragunan pada tanggal 1 September 2011 mencapai 103.337 pengunjung merupakan sebuah peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun kemarin H+1 tahun 2010 sebanyak 95.391 pengunjung.


Langsung saja setelah dapat tempat parkir kami ke Pusat Primata Schumutzer yang merupakan salah satu tempat pelestarian primata terbesar di dunia. Dengan membayar tiket per orang Rp. 5.000,00 kami sekeluarga dapat melihat berbagai macam primata yang dirintis pembangunannya oleh Pauline Antoinette Schmutzer-versteegh.


Memasuki Pusat Primata Schumutzer kita akan mendengar suara khas primata dan kita akan menemui gerbang besar dan harus menaiki anak tangga. Di sana terdapat jenis primata yang tidak memiliki ekor yang disebut Ungko (Hylobates Agilis) yang berwarna kuning kecoklatan dengan alis berwarna putih dan kalau bersuara keras sekali dan di sana juga kita dapat melihat gorilla, siamang, orang utan, simpai, kera putih dan jenis primata lainnya.


Semua tempat (kandang) primata disesuaikan dengan habitat aslinya sehingga kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan para primata di tempat aslinya. Di sana terdapat terowongan panjang menyerupai goa dan kita dapat melihat berbagai jenis monyet dari bilik kaca yang tebal. Anak-anak merasa senang karena dapat melihat langsung “uwaknya” sehingga jelas terlihat bentuk aslinya walaupun dibatasi kaca.
Cukup puas rasanya telah lebaran ke Ragunan terutama ke Pusat Primata Schumutzer dan ini baru afdol namanya lebaran. Walaupun capek rasanya sudah terbayar bertemu dengan “Uwak” Ragunan. “Uwak” tahun depan kami akan berkunjung lagi.

Rabu, 31 Agustus 2011

Kocok Terus Sampai .... CROT .... (Kegiatan Menjelang Lebaran)




Kegiatan ini sebenarnya rahasia antara aku dan isteriku saja, tetapi untuk berbagi kebahagian di hari Raya aku mencoba menulisnya. Takbir mengumandang menandakan esok hari raya Idul fitri telah tiba, kami sekeluarga terutama isteriku mulai sibuk untuk mempersiapkan menyambut Lebaran.
Pembantu sudah pulang kampung terpaksa semua kegiatan dibagi antara aku, anak-anak dan isteriku, sebuah kerja sama yang jarang terjadi selain moment seperti ini. Biasanya semua tinggal perintah kepada pembantu tapi kali ini harus dikerjakan dari memasak, mencuci baju sampai seterika. Aku rasa ini ada nilai positifnya juga pembantu pulang kampung, keakraban antar anggota keluarga menjadi lebih erat dari hari-hari sebelumnya.
Hari yang lelah membuat aku dan isteriku beranjak tidur lebih cepat. Udara dingin menyelimuti ruang kamarku, waktu menunjukkan jam 03.30 dini hari. Isteriku terbangun dan segera saja dia menggerakkan tubuhku dan berkata, “pah ..... ayo bangun pah”.”iya...” kataku dengan nada yang malas.
Aku tatap isteriku yang telah ku nikahi selama 10 tahun lamanya, ah.... kamu tetap cantik secantik waktu pertama kali bertemu. “Ada apa sih pah menatap seperti itu”, isteriku berkata membuat aku sedikit gugup. “nggak sih” kataku sambil ku peluk tubuhnya. “ah papah mah dasar tegangan tinggi” begitu isteriku menyindirku dan menarik tubuhku beranjak dari tempat tidur menuju dapur.
Di dapur itu isteriku dengan segera begitu nafsunya mengambil batang hitam punyaku. Bentuknya yang hitam dan agak keras memang membuat isteriku tidak tahan untuk menggenggamnya dengan sangat erat lalu dikocoknya naik turun. Ah ..... crot keluarlah cairan hitam menutupi daging yang sudah disiapkannya. Memang kecap sangat penting sekali untuk membuat semur daging.
“Terimakasih ya pah telah temani mamah buat semur daging, abis kecapean tadi sore sampai lupa kasih kecap”, isteriku berkata sedang aku hanya bengong di sudut dapur. Itulah semur daging yang selalu ada pada setiap lebaran yang kami rayakan. Taqobbal minna wa minkum taqobal ya kariim, Mohon maaf lahir dan batin.