Sang surya memancarkan cahayanya, siang yang terik sepanas pikiran yang kalut ini. Di atas tempat tidur aku duduk, merenungi keadaan yang tidak menyenangkan. “Apakah aku salah”, itulah yang selalu terlontar dalam benakku.
Ya……aku memang mencintai seorang wanita yang profesinya pelacur. Adakah yang salah, bukankah cinta itu ada dimana saja dia kehendaki. Apakah aku salah mencintainya dan tidak berhakkah sang pelacur mencintai aku yang jujur saja awam dengan dunia tersebut. Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku begitu pun dia yang orang bilang pelacur.
Ya……aku memang mencintai seorang wanita yang profesinya pelacur. Aku terlahir dari keluarga cukup terpandang, bapakku seorang penceramah agama di kampungku yang cukup terkenal dan mempunyai madrasah tempat ibuku mengajar. Aku sendiri lulusan pesantren yang terkenal dan tentunya pemahaman agamaku cukup baik. Karena pelacur itu aku berubah dan karena pelacur itu aku dianggap mencoreng keluarga, begitulah anggapan orang tuaku. Kewajiban kepada-Nya tetap aku jalani dan perintah orang tua tetap aku turuti, menurutku tak ada yang berubah bahkan aku semakin tekun menjalankan shalat lima waktu karena kebimbanganku dalam hal ini.
Ya……aku memang mencintai seorang wanita yang profesinya pelacur. Sang pelacur itu bernama Shelly, soal cantik itu relatif tapi saya rasa wajahnya yang oval akan cantik bila mengenakan jilbab. Dia berasal dari keluarga broken home, mamanya dulu seorang pelacur dan papanya pemabuk dan penjudi. Kekayaan materi tentunya dia tidak punya tapi hatinya kaya dengan pandangan-pandangan humanisnya. Agama yang dia anut berbeda dengan agamaku tapi aku bisa memahaminya dan selama ini bukanlah halangan, perlu diketahui ini menurutku bukan menurut orang tuaku.
Ya……aku memang mencintai seorang wanita yang profesinya pelacur. Ayahku selalu mengingatkan untuk mencari wanita yang akan dinikahi ada empat perkara yaitu kekayaannya, status keluarganya, kecantikannya dan agamanya. Ayah, dimanakah pilihan cinta ?
.
Note : Kisah seorang kawan
Illustrasi Mbah Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar