Selamat pagi mentari, ku lewati hidup ini bersamamu lagi. Tak terasa hari ini telah bertambah usiaku dan aku bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan-Nya. Aku segera mandi, terbayang olehku suprise yang akan diberikan oleh isteri dan anak-anakku. Ku datangi meja makan oval itu, tak ada kue tart yang ku bayangkan. Mereka semua sibuk dengan aktifitas masing-masing.
Isteriku mendatangiku katanya minta ijin ke rumah orang tuanya dan anakku menyusul minta ijin untuk ke rumah temannya. Tak ada ucapan Selamat Ulang Tahun, apakah mereka lupa atau apakah mereka sudah tidak peduli lagi dengan aku. Aku biarkan mereka pergi, hanya ada aku dan pembantuku di dalam rumah.
Aku menghampiri Ijah di dapur, Ijah tersenyum dengan lembut dan berkata, “Tuan …… Selamat Ulang Tahun”. Ahhhh….kata-kata itu yang ku cari dan itu terlontar dari pembantuku bukan dari anak dan isteriku. Ku pegang bahunya dan ku berkata, “terima kasih Ijah, kaulah orang pertama yang mengucapkan itu”. kami saling memandang dan Ijah memahami bahasa tubuh yang ku isyaratkan. “Tuan….aku mandi dulu ya, bau abis masak. Tuan tunggu saja di kamar tidur”.
Sekitar lima belas menit aku menunggu dan terdengarlah ketukan pintu. “Oh….itu pasti Ijah”, gumamku. Belum sempat ku buka masuklah isteri dan anak-anakku, mertua dan orang tuaku serta sebagian teman-teman kantorku. Mereka dengan membawa kue tart yang besar dengan serempak mengucapkan Selamat Ulang Tahun diiringi lagu Happy Birthday To You. Aku hanya berdiri……bengong……tanpa busana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar